-->

Sejarah Singkat Jin Yang Ta'at ('Abid) Menjadi Terlaknat (Ablasa/Iblis) Bagian 2

SEJARAH SINGKAT JIN YANG TA'AT ('ABID) MENJADI TERLAKNAT (ABLASA/IBLIS)

(BAGIAN 2)

Gambar Ilustrasi Iblis

ANTARA DENDAM TERPENDAM DENGAN DIALOG IBLIS

Setelah penyerangan dan pengusiran jin dari bumi, iblis mengira bahwa karena jasanya tersebut dan oleh karena ia taat beribadah kepada Allah, dalam pada itu ia juga termasuk dalam kelompok jin, maka ia akan diangkat oleh Allah sebagai khalifah di muka bumi. Disamping itu, bukankah iblis adalah seorang ‘abid (hamba patuh) yang telah memimpin pasukan para malaikat untuk menyucikan bumi dari para jin yang suka berbuat kerusakan dan mengingkari perintah Allah SWT di bumi.

Tatkala iblis telah mengetahui bahwa Allah akan menciptakan seorang makhluk (Adam) yang terbuat tanah, maka ia iri terhadap Adam sejak sebelum penciptaan tersebut. Ia yakin bahwa makhluk tersebut akan merampas suatu kedudukan yang diidam-idamkannya.

Allah SWT menciptakan Adam, mulanya Dia membentuk tubuhnya dari tanah dengan tanpa toh, lalu ia dibiarkan dalam keadaan seperti tersebut sehingga berlalu waktu 120 tahun, sedangkan menurut riwayat lainnya, selama 40 tahun.

Sesuai dengan firman Allah SWT,

“Bukankah telah datang kepadamu manusia satu waktu dari masa, sedangkan dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut?” (Q. S. Al-Insan: 1)

Setiap malaikat yang melewati Adam yang belum bernyawa itu merasa cemas, sedangkan iblis paling goncang melihatnya, maka setiap kali melewati jasad Adam, ia memukulnya dengan kaki, sehingga keluar suara seperti bunyi tembikar yang menggema,

Sebagaimana firman Allah SWT,

“Dia (Allah SWT) menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar.: (Q. S. Ar-Rahman: 14)


PERISTIWA YANG MENGGONCANGKAN IBLIS

Baru saja Allah SWT berfirman,

“Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah Dan apabila telah Aku sempurnakan kejadiannya dan Aku tiupkan kepadanya (roh) ciptaan-Ku, maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya,” (Q. S. Shaad: 71-72),

Lalu dengan serta merta iblis laknat merasakan suatu goncangan jiwa, maka rasa dengkinya pun menggelora terhadap Adam karena seluruh impiannya telah kandas dan pupus,

lalu ia berkata kepada dirinya sendiri,

“Pantaskah Adam akan menjadi khalifah lali ia akan disembah? Ini sungguh suatu sebuah bencana yang sangat besar.”

Kemudian para malaikat semua sujud, namun tanpa disangkam ternyata iblis menolak untuk sujud, sedangkan selama ini ia selalu taat kepada perintah Allah SWT, dengan demimkian iblis telah menghancurkan amal ibadah masa lalunya karena keras kepala dan sikap menentang perintah Allah SWT, selanjutnya dialog yang terjadi antara iblis dengan Allah membuat iblis semakin kecewa, karena keangkuhannya sendiri.

Allah SWT berfirman,

“Wahai iblis, apakah yang menjadi penghalang bagimu untuk sujud kepada suatu makhluk yang Aku ciptakan dengan Tangan-Ku, apakah engkau berbuat sombong atau engkau sudah menjadi kaum yang meninggikan diri?”

Kemudian iblis menjawab pertanyaan Allah dengan sebuah jawaban lemah dan bodoh,

“Saya lebih baik darinya (Adam), karena Engkau menciptakan saya dari api sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah.”

Berdasarkan jawaban tersebut, maka iblis terlepas dari rahmat (surga) Allah SWT, karena jawaban demikian hanyalah jawaban yang pelaku kesombongan yang menentang perintah. Jawaban ini, jelas mengandung sebuah rasa iri dan dendam besar dari diri iblis kepada Adam, sehingga iri, dengki dan dendam ini pulalah yang mendorongnya berbuat jahat sampai masa kehancuran alam semesta, kiamat.

Logika dan jawaban iblis tidak dapat diterima sama sekali, ia hanya mencari-cari alasan di hadapan Allah, sedangkan pada dasarnya ketidakmauannya untuk sujud kepada Adam hanya karena iri, karena siapakah yang lebih mengetahui bahwa api lebih baik dari tanah. Kita mengatakan bahwa tanah lebih baik dari api, karena itu Allah memerintahkan iblis tunduk kepada Adam, maka iblis benar-benar rugi besar atas perbuatannya.

Allah SWT berfirman,

“Maka keluarlah kamu darinya (surga) karena sesungguhnya kamu dirajam (terkutuk). Dan sesungguhnya atas kamulah laknat-Ku sampai hari kiamat.” (Q. S. Shaad: 77-78)

Atas perbuatan keingkaran yang nyata ini, iblis pantas diusir Allah SWT dari surga, karena ia tidak layak dihuni oleh mereka yang ingkar. Dan Allah menetapkan laknat-Nya atas iblis, sehingga ia dan para pembantunya akan menjadi bahan bakar neraka jahanam. Lalu iblis bergelimang dalam kejahatan, ia berusaha sekuat tenaga menyesatkan manusia, sedangkanm rasa dengkinya semakin bertambah.

Selanjutnya iblis meminta kepada Allah agar siksaan terhadapnya ditangguhkan,

Dengan berkata,

“Wahai Tuhanku, tangguhkanlah hukuman untukku sampai hari mereka dibangkitkan,” (Q. S. Shaad: 79)

Lalu Allah SWT mengabulkan permintaannya karena suatu hikmah yang hanya diketahui oleh Allah SWT, karena Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.

Allah berfirman,

“Sesungguhnya engkau termasuk kaum yang ditangguhkan, sampai pada suatu waktu yang ditentukan.” (Q. S. Shaad: 80-81)

Sebenarnya ini adalah suatu karunia terhadap iblis, namun demikian ia tetap bersikap keras kepala, lalu mengobarkan api permusuhan dan bertekad dalam melakukan kejahatan.

Iblis menjawab,

“Demi Kekuasaan Engkau, sungguh aku akan menyesatkan mereka semua, kecuali hamba-hamba-Mu yang ikhlas di antara mereka,” (Q. S. Shaad: 82-83)

Kemudian Allah menjelaskan tentang akibat yang akan dia tanggung karena perbuatan tersebut, karena ia tetap bersikukuh untuk melakukan penyesatan, agar dia dan para pengikutnya menyadari bahwa azab yang pedih menunggu mereka pada hari kiamat.

Allah SWT berfirman,

“Maka yang benar (adalah sumpah-Ku) dan hanya kebenaran itulah yang Aku katakana, sesungguhnya Aku pasti akan memenuhi neraka jahanam dengan jenis kamu dan dengan orang-orang yang mengikuti kamu di antara mereka semuanya.” (Q. S. Shaad: 84-85)

Wahai para saudaraku, inilah dia musuh anda. Iblis akan merasa senang bersama orang-orang yang ingkar kepada Allah, sedangkan ia akan risau menyaksikan mereka yang taat kepada Allah SWT. Iblis akan selalu mencari kesempatan baik dalam menjerumuskan manusia, membuat jerat tipuan terhadap mereka, membuat mereka saling bermusuhan, menghiasi perbuatan buruk kepada mereka, membuat mereka terlena dan tenggelam dalam mengikuti nafsu syahwat. Akan tetapi, tidak semua manusia dapat  disesatkan iblis, karena di antara mereka terdapat sekelompok manusia yang hati dan pikiran mereka tidak dapat digoda olehnya, tidak pula akan dapat memasuki jasad mereka, mereka itulah para hamba Allah. 

Allah SWT berfirman tentang mereka:

“Sesungguhnya terhadap hamba-hamba-Ku, maka kamu tidak akan mempunyai daya untuk menyesatkan mereka, kecuali orang yang mengikuti kamu, yaitu kaum yang sesat. Dan sesungguhnya neraka jahanam adalah benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada mereka semuanya.” (Q. S. Al-Hijr: 42-43)

Inilah dialog pertama yang terjadi antara setan dengan Allah SWT. Dialog ini menerangkan tentang sebuah permusuhan terbuka, dan menyibak dengki dan dendam terpendam dari setan terhadap umat manusia.

LihatTutupKomentar