ISRA’ DAN MI’RAJ KE LANGIT DAN SHALAT FARDLU LIMA WAKTU (2)

Malik bin Sha’sha’ah r.a. berkata:
”Nabi saw. Bersabda:”
“Ketika aku di dekat Ka’bah di antara tidur dan jaga, tiba-tiba aku mendengar suara salah seorang, yaitu yang di antara dua orang, lalu disediakan bejana emas yang berisi hikmat dan iman, lalu dibelah dari bawah tenggorokan hingga perutku,kemudian dibasuh dadaku dengan air zamzam, lalu dipenuhi dengan hikmat dan iman, lalu didatangkan untukku binatang yang putih lebih besar dari himar dan di bawah baghl (turunan kuda jantan dengan kuda keledai betina) bernama buraq, lalu berangkat bersama Jibril hingga sampai langit dunia,
dan ketika ditanya: “Siapakah itu?”
Jawabnya: “Jibril”.
Ditanya: “Bersama siapa?”
Jawabnya: “Muhammad”.
Ditanya: “Apakah dipanggil?”
Dijawab: “Ya”.
Maka disambut selamat datang, maka aku bertemu dengan Adam a.s. dan memberi salam, dan menyambutku dengan Selamat datang putraku dan nabi.
Kemudian kami naik ke langit kedua,
Dan ditanya: “Siapakah itu?”
Jawabnya: “Jibril”.
Ditanya: “Siapa yang bersamamu?”
Jawabnya: “Muhammad”.
Ditanya: “Apakah dipanggil?”
Jawabnya: “Ya”.
Lalu disambut: “Selamat datang”,
Dan di sana kami bertemu dengan Isa dan Yahya a.s.
Keduanya menyambut: “Selamat datang saudara sebagai nabi”.
Kemudian
kami naik ke langit ketiga,
Lalu ditanya: “Siapakah itu?”
Jawab: “Jibril”.
Ditanya: “Dan siapa yang bersamamu?”
Jawabnya: “Muhammad”.
Ditanya: “Apakah dipanggil?”
Jawabnya: “Ya”.
Maka disambut dengan selamat datang, dan di situ bertemu dengan Yusuf a.s. dan setelah memberi salam padanya
Ia menyambut: “Selamat datang saudara sebagai nabi”.
Kemudian
kami naik ke langit keempat,
Dan ditanya: “Siapakah itu?”
Jawab: “Jibril”.
Ditanya: “Apakah dipanggil?”
Jawabnya: “Ya”.
Maka disambut dengan selamat datang, dan di situ bertemu dengan Idris a.s. Sesudah aku beri salam,
Ia menyambut: “Selamat datang saudara sebagai nabi”.
Kemudian
kami naik ke langit kelima,
Dan ditanya: “Siapakah itu?”
Jawabnya: “Jibril”.
Dan ditanya: “Siapakah yang bersamamu?”
Jawabnya: “Muhammad”.
Ditanya pula: “Apakah dipanggil?”
Jawabnya: “Ya”.
Maka disambut: “Selamat datang”.
Di situ kami bertemu dengan Harun a.s. maka aku memberi salam,
Dan ia menyambut: “Selamat datang saudara sebagai nabi”.
Kemudian
kami naik ke langit keenam,
Juga ditanya: “Siapakah itu?”
Jawab: “Jibril”.
Lalu ditanya: “Dan siapa yang bersamamu?”
Dijawab: “Muhammad”.
Ditanya: “Apakah dipanggil?”
Jawabnya: “Ya”.
Maka disambut: “Selamat datang”,
Ia menyambut dengan ucapan: “Selamat datang saudara sebagai nabi”.
Dan ketika kami meninggalkannya ia menangis,
dan ketika ditanya: “Mengapakah ia menangis?”
Jawabnya: “Ya Rabbi itu pemuda yang Tuhan utus sesudahku akan masuk surga dari umatnya lebih banyak dari umatku”.
Kemudian
kami naik ke langit ketujuh,
Maka ditanya: “Siapakah itu?”
Jawab: “Jibril”.
Ditanya: “Siapa yang bersamamu?”
Jawabnya: “Muhammad”.
Ditanya: “Apakah ia dipanggil?”
Jawabnya: “Ya”.
Maka disambut: “Selamat datang”,
Dan di situ kami bertemu dengan Nabi Ibrahim a.s. Sesudah aku memberi salam,
Maka ia sambut dengan: “Selamat datang puteraku sebagai nabi”.
Kemudian tampak kepadaku Al-Bait Al-Ma’mur, maka aku bertanya kepada Jibril.
Jawabnya: “Ini Al-Bait Al-Ma’mur tiap hari dimasuki oleh tujuh puluh ribu Malaikat untuk shalat, jika telah keluar tidak akan masuk lagi untuk selamanya”.
Kemudian diperlihatkan kepadaku Sidratul Muntaha, buahnya bagaikan gentong (tempat air) Hajar, sedang daunnya bagaikan telinga gajah dan di bawahnya terdapat sumber empat sungai, dua ke dalam dan dua keluar. Aku bertanya kepada Jibril.
Jawabnya: “Yang dalam itu di surga, sedang yang keluar itu yaitu sungai Nil dan Furat”.
Kemudian diwajibkan atasku lima puluh kali shalat. Lalu aku turun dan bertemu dengan Musa,
Lalu ia bertanya: “Apakah yang engkau dapat?”
Jawabku: “Diwajibkan atasku lima puluh kali shalat”.
Musa berkata: “Aku lebih berpengalaman darimu, aku telah bersusah paya melatih Bani Israil, dan umatmu tidak akan kuat, karena itu engkau kembali kepada Tuhanmu minta keringanan”,
Maka
aku kembali minta keringanan, dan diringankan sepuluh sehingga tinggal empat
puluh, kemudian dikurangi lagi sepuluh sehingga tinggal tiga puluh, kemudian
diringankan lagi sepuluh sehingga tinggal dua puluh, kemudian diringankan lagi
sepuluh sehingga tinggal sepuluh, dan aku kembali kepada Musa, tetapi ia tetap
menganjurkan supaya minta keringanan, maka aku minta keringanan, dan dijadikan-Nya
lima kali. Maka aku bertemu dengan Musa dan menyatakan bahwa kini telah tinggal
lima, maka ia tetap menganjurkan supaya minta keringanan,
Tetapi aku jawab: “Aku telah menerima dengan baik”.
Maka
terdengar seruan:
“AKU TELAH MENETAPKAN KEWAJIBAN-KU, DAN MERINGANKAN PADA HAMBA-HAMBA-KU, DAN AKAN MEMBALAS TIAP KEBAIKAN DENGAN SEPULUH KALINYA”.
(Bukhari, Muslim).
RIWAYAT
LAINNYA:
Ibn
Abbas r.a. berkata:
“Nabi
saw. Bersabda”:
“Ketika
malam Isra aku melihat Nabi Musa seorang yang coklat
rupanya, tinggi dan keriting rambutnya, bagaikan orang dari suku
Syanu’ah, aku juga melihat Isa a.s. orangnya sedang, tidak tinggi
dan tidak pendek sedang bentuk badannya berkulit putih
kemerah-merahan lurus rambutnya. Aku juga melihat Malaikat Malik penjaga
neraka dan Dajjal, dalam beberapa ayat (bukti kebesaran) Allah yang telah
diperlihatkan kepadaku, karena itu maka jangan ragu, engkau pasti akan bertemu
dengan-Nya”.
(Bukhari,
Muslim).
Mujahid
berkata:
Ketika
kami di majelis Ibn Abbas r.a. maka orang-orang menyebut Dajjal, dan dikatakan
bahwa di antara kedua matanya ada tertulis: Kafir.
Ibn
Abbas berkata:
Aku
tidak mendengar keterangan itu, tetapi
“Nabi
saw. Bersabda”:
“Adapun
Musa maka seakan-akan aku melihat padanya ketika turun ke lembah sambil membaca
talbiyah (Labbaika Allahumma labbaika).
(Bukhari,
Muslim).
Abu
Hurairah r.a. berkata:
“Rasulullah
saw. Bersabda”:
“Ketika
malam Isra aku melihat Musa seorang yang kurus, sedang;
seperti orang suku Syanu’ah, juga melihat Isa juga sedang,
putih kemerahan bagaikan orang yang baru keluar dari pemandian, dan aku
sangat menyerupai Ibrahim”.
Kemudian
dihidangkan kepadaku dua bejana satu berisi susu dan yang kedua
berisi khamr, dan diperintahkan supaya memilih salah satu yang aku suka,
maka aku ambil susu lalu aku minum,
Maka
diberi tahu: “Engkau telah mengambil fitrah agama, andaikan
engkau mengambil khamr pasti umatmu akan tersesat.
(Bukhari,
Muslim).