
PERTANYAAN:
"Betulkan Nabi Adam Awal Manusia?"
JAWABAN:
"Tentang Nabi Adam ini, ada dua macam pendapat orang. Ada yang berkata Nabi Adam "Bukan Manusia yang Pertama", dan ada pula yang menetapkan, Nabi Adam itulah "Manusia yang mula-mula sekali". Dua-dua golongan ini, ada membawakan alasannya. Maka di bawah ini, saya bentangkan sekedar yang perlu sahaja.
GOLONGAN PERTAMA:
Golongan ini berpendapat, bahwa Nabi Adam itu, bukan Manusia yang mula-mula sekali. Alasannya dari Dua Jalan. Yang Pertama menurut Pendapat Darwin (Charles Robert Darwin, seorang Inggris, Ahli Ilmu Thabe'at / 1809 - 1882). Yang Kedua menurut beberapa ayat Al-Qur'an (pada pandangannya).
1. PENDAPAT DARWIN.
Dengan tegas serta beberapa alasan, Darwin menetapkan bahwa semua benda yang ada di alam ini, asalnya satu, dari satu jenis. Beribu-ribu tahun sesudah itu, dengan berangsur-angsur dan dengan beberapa sebab serta keadaan dari luar, maka terjadilah tumbuh-tumbuhan, logam, binatang dan lain-lainnya. BInayang-binatang semua asalnya hidup berkumpul menjadi satu dan di satu tempat. Terus-menerus demikian, sehingga jadi lebih banyak dan kekurangan tempat. LAntaran itu, terpaksa binatang-binatang itu bercerai-berai, mereka merasai pula bermacam-macam udara dan keadaan, sehingga terjadi beberapa macam binatang dengan bermacam-macam rupa dan kelakuan..'
Ada yang menjadi singa, harimau, kambing, lembu, burung dan lain-lain. Juga binatang yang biasa dinamakan "Kera" timbul dari situ. Maka dengan kemajuan yang berturut-turut (evolusi), dari "Kera" ini, terjadilah satu binatang yang paling sempurna dan sopan, yaitu "Manusia". Alhasil: "Manusia terjadi dari kera".
Demikianlah keringkasan pendapat Darwin. Bagi yang mau tahu lebih lanjut, kami persilahkan supaya memeriksa karangan Darwin tentang "Asal Manusia". Yang berbahasa Inggrisnya : "The Descent of Man And Selection In Relation To See", dan bahasa Belandanya: "De Afstammeling Van Den Mensch". Dengan memperhatikan pendapat (Theori) Darwin ini, nyata, bahwa nabi Adam tidak dijadikan oleh Allah dengan begitu sahaja, yakni sekali jadi, tetapi nabi Adam itu terjadi dari bakal-bakal yang sudah ada di dunia. Oleh karena itu bukanlah ia manusia yang "Pertama" sekali, hanya ia satu kejadian yang baharu. Jadi sebelum nabi Adam, ada lagi makhluk yang lain.
2. AYAT-AYAT.
Firman Allah S.W.T:
"Dan (ingatlah) tatkala Tuhanmu berkata kepada Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak jadikan di muka bumi seorang Khalifah". Maka Malaikat bertanya: "Apakah Engkau mau jadikan padanya orang yang berbuat bencana padanya dan akan menumpahkan darah?" (Q. Al-Baqarah 30)
Dalam Ayat ini, ada perkataan "Khalifah". "Khalifah" artinya : "Pengganti". Tiap-tiap yang dinamakan "Pengganti" itu, mesti ada siapa-siapa yang ia gantikan dia. Siapakah yang ia jadi penggantinya itu? Tidak lain, melainkan bangsanya sendiri (Adam) juga, sebab waktu Tuhan berkata demikian, Malaikat bertanya: "Apakah Engkau mau jadikan di bumi orang yang membuat bencana dan menumpahkan darah?" Maka dari manakah Malaikat bisa bertanya atau berkata demikian, jika sebelum Nabi Adam tidak ada contoh atau sesuatu kejadian yang membayangkan kepada Malaikat, sedangkan yang membikin kerusakan dan menumpahkan darah itu, biasanya manusia? Bukankah dengan ini berarti, bahwa yang Allah maksud "Pengganti" (Khalifah) itu, ialah "Pengganti manusia sebelum Nabi Adam"?
Perkataan "Khalifah" yang Allah ucapkan kepada Malaikat itu sama sahaja dengan Firman-Nya, sesudah Ia binasakan beberapa negeri:
"Kemudian Kami jadikan kamu"Khalifah-khalifah di bumi sesudah mereka itu ......" (Q. Yunus 14)
Perkataan "Khalifah" ini juga artinya: "Pengganti", yakni "Pengganti manusia yang dulunya Allah binasakan.
Dari keterangan-keterangan tersebut, kelihatan sama pemdapat Darwin dengan kemahuan Agama kita, yakni: Nabi Adam bukan manusia yang pertama sekali.
GOLONGAN KEDUA:
Golongan ini, menetapkan, bahwa Nabi Adam itulah Pertama Manusia yang Allah jadikan dengan Kekuasaan-Nya, bukan terjadi dari bakal-bakal yang sudah ada. Dan sebelum Nabi Adam, tidak ada makhluk yang dinamakan "Manusia".
Alasan dari beberapa Ayat dan Hadist, dengan membantah "Pendapat Darwin" dan "Ayat-ayat" yang dibawa oleh golongan pertama.
1. PENDAPAT DARWIN.
Pendapat Darwin yang dikemukakan oleh golongan pertama itu, belum dapat diakui benarnya, lantaran:
Pertama: Apa yang ia terangkan itu, satu hal yang ia sendiri tidak tahu, hanya ia tetapkan itu dengan jalan fikiran dan kiasan sahaja, sedangkan cara demikian ini, boleh jadi betul, boleh jadi juga tidak betul. Alhasil pendapatnya itu bukan satu pendapat yang "Yaqieniyi" (Yang Yaqien), tetapi "Zhaniniyi" (Sangka-sangka).
Kedua: Pendapat Darwin ini, belum Ijma' Ahli Pengetahuan menerimanya, malah ada yang membantahnya. Salah seorang dari antara pembantah-pembantah itu, ialah Sir Ambrose Fleming, seorang Inggris yang Ahli dalam Ilmu Elektris.
Pembantah ini juga tidak kurang memberi alasan dalam menunjukkan salahnya theori Darwin. Diantaranya ia berkata: "Kalau sekiranya benar theori Darwin itu, mengapakah lama-kelamaan manusia bisa jadi pandai dan berkemajuan, sedangkan monyet tidak demikian, malah boleh dikatakan monyet bertambah lama, tambah bodoh?"
Dan ia berkata pula: "Ilmu Manusia (Anthropology) tidak dapat mengakui badan semangat manusia dengan monyet itu, sama". "Oleh karena itu, tidak dapat kita terima manusia terjadi dari evolusi binatang".
Akhirnya ia tetapkan, bahwa manusia ini, dijadikan oleh Satu Pencipta.
Ketiga: Buka satu ini sahaja pendapat Darwin yang dibantah atau tidak cocok, tetapi masih banyak lagi. Bagi yang hendak mengetahui kesalahan-kesalahan pendapatnya, kami persilahkan memeriksa kitab karangannya yang bernama: "Gemudsaanduningen". Dalam kitab ini, ada beberapa pendapat Darwin yang disalahkan oleh penyalinnya, yaitu Dr. H. Hartogh, pada hal apa yang diterangkan oleh Darwin itu dapat diperiksa dan disaksikan, pendapatnya sudah salah, jadi tidak jauh, kalau pendapatnya yang menetapkan "Manusia dari Monyet", yang sama sekali tidak dapat dibuktikan itu, tidak bisa diterima benarnya oleh beberapa Ahli Pengetahuan.
2. AYAT-AYAT.
Perkataam "Khalaa-if" (Khalifah) yang tersebut dalam Surah Yunus 14 itu, memang maksudnya "Pengganti bagi manusia yang dulunya sudah dibinasakan oleh Allah". Kita tidak perlu mengurus hal tersebut, karena Allah sendiri sudah sebutkan yang demikian.
Yang perlu kita bicarakan, ialah perkataan "Khalifah" yang ada dalam Surah Al-Baqarah 30.
Perkataan "Khalifah" artinya "Pengganti". Pengganti yang tersebut dalam Surah Al-Baqarah 30 itu, masih "Umum". Boleh kita katakan:
a. "Pengganti" Manusia
b. "Pengganti" Allah, yakni "Wakil-Nya"
c. "Pengganti" Satu Makhluk yang Lain, dan
d. "Pengganti" Jinn-jinn.
Maka buat menetapkan salah satu dari pada empat macam itu, perlu kepada keterangan. Keterangan yang kita maksudkan bukan keterangan fikiran, tetapi keterangan dari Agama kita, karena pokok-pokok pembicaraan ini, terbit dari Agama juga.
Menurut Ayat Al-Qur'an, sebelum Manusia (Adam), Allah jadikan Jinn:
"Dan Jinn itu, Kami jadikannya lebih dahulu, dari api yang mendidih. (Q. Al-Hijr 27)
Dan ada diriwayatkan dari Ibnu Abbaas, ia berkata:
"......dan sesungguhnya adalah di bumi, sebelum Allah menjadikan (manusia), kira-kira dua ribu tahun, jinn, beberapa anak jinn, lalu mereka mengadakan kerusakan di bumi dan menumpahkan darah ...... (S.R., Haakim)
Di sambungan riwayat itu, Ibnu Abbas berkata:
"Tatkala Allah berkata (kepada malaaikat): "Sesungguhnya Aku hendak jadikan di bumi ini, seorang, "khalifah" (pengganti), maka mereka bertanya: "Apakah Engkau mau jadikan padanya (makhluk) yang berbuat bencana padanya dan yang akan menumpahkan darah" itu, maksudnya ialah jinn. (S.R. Haakim)
Riwayat Hakim ini, bukan omongan Nabi S.A.W. Oleh karena hal itu urusan ghaib, maka kita percaya bahwa Ibnu Abbaas berkata begitu, bukan semata-mata terbit dari fikirannya. Dan kalau dikatakan Ibnu Abbaas dapat dari dongengan-dongengan orang-orang dahulupun kita berat akan menerimanya, karena kalau sekiranya betul, tidak patut seorang sahabat yang begitu dekat dengan Nabi berdalil dengan cerita-cerita yang bohong dan khurafat-khurafat, malah sepatutnya ia bantah. Begitu juga pendapat Ibnu Mas'ud.
Maka dari satu ayat dan riwayat Haakim itu, dapat kita tetapkan, bahwa Nabi Adam itu, jadi "Pengganti" bagi Jinn.
Sesudah itu, marilah kita lihat kejadian Nabi Adam menurut Ayat-Ayat Al-Qur'an, dan beberapa Al-Hadist yang menunjukkan Nabi Adam itu asal sekalian manusia.
3. KEJADIAN NABI ADAM
Firman Allah S.W.T. :
"(Tuhan)Yang membaguskan tiap-tiap sesuatu, yang Ia jadikan, dan Ia "Mulai" membikin manusia dari tanah, kemudian Ia jadikan turunannya itu, daripada pati dari air yang hina". (Q. Aliif Laam Miem, As-Sajdah 7-8).
Dalam Ayat ini, dengan terang dan tegas, Allah katakan, bahwa manusia yang mula-mula sekali, Ia bikin daripada tanah, kemudian keturunannya baharu dari air yang hina. Jadi manusia, bukan terjadi dari kera atau monyet.
Firman Tuhan kepada kita:
"Hai Iblis ! Apakah yang menegahmu bersujud kepada orang (Adam) yang Aku bikin dengan dua tangan-Ku? (Q. Shaad 75).
".........Ia jadikannya (Adam) dari tanah, kemudian Ia berkata : "Jadilah", lalu Adampun jadi* ". (Q. Ali Imraan 59)
*Yakni Allah jadikan jasad Adam dari tanah, lalu Ia berkata : "Jadilah Manusia", maka lantas terjadi.
Dari dua Ayat ini, nyata Nabi Adam itu, betul-betul Allah bikin dari tanah, bukan terjadi dari bakal-bakal yang sudah ada. Cara Ia membikin Adam, Ia berkata : "Jadilah", lalu nabi Adam jadi dengan tidak ber-evolusi yang begitu lama, sebagaimana pendapat Darwin. Lebih terang lagi, Allah S.W.T. berfirman:
"Dan (ingatlah) tatkala Tuhanmu berkata kepada malaa-ikat: "Sesungguhnya Aku hendak membikin seorang manusia dari tanah yang kering, dari lumpur hitam yang berupa". "Maka apabila Aku sudah sempurnakan dia dan Aku tiup padanya ruh-Ku* , hendaklah kamu tunduk sujud kepadanya". (Q. Al-HIjr 28,29)
*Maksud "Ruh-Ku" di sini, adalah "Kekuasaan-Ku", "Ruh daripada-Ku", "Ruh buatan-Ku", "Ruh ciptaan-Ku".
Ayat ini, menerangkan bagaimana cara Allah menjadikan nabi Adam. Yaitu dari tanah kering dan lumpur yang hitam, sehingga menjadi rupa manusia. Sesudah itu, Ia tiupkan ruh daripada-Nya dalam tanah itu, lalu jadilah nabi Adam.
4. HADIST-HADIST
Telah bersabda Nabi S.A.W. :
"Telah berbantahan Nabi Adam dengan Nabi Musa A.S. Maka berkata Musa : "Hai Adam ! Engkau "Bapa" kami, engkau telah membikin kerugian bagi kami dan engkau telah sebabkan kami keluar dari Syorga ....." (H.S.R. Bukhari, Muslim)
Diriwayatkan waktu Nabi Mi'raj :
" ....... maka ia dapati Nabi Adam di langit yang paling bawah, lali Jibriel berkata kepadanya (Nabi) : "Ini Bapamu" (S.R. Bukhari)
Sabda Rasulullah S.A.W. :
"Akan berkumpul orang-orang mukmin pada hari Qiamat, maka mereka akan berkata : " Alangkah baiknya kalau kita minta Syafa'at kepada Tuhan kita !" Lalu mereka datang kepada Nabi Adam sambil berkata : "Engkau" Bapa "Sekalian manusia", Allah jadikanmu dengan tangan-Nya ......." (H.S.R. Bukhari)
Dari tiga Hadiest ini, nyatalah bahwa nabi Adam dijadikan oleh Allah dan dinamakan dia "Bapa" oleh nabi Musa, Jibriel dan orang-orang Mu'min nanti pada hari Qiamat.
Di Hadiest yang ketiga dengan terang dikatakan Adam "Bapa sekalian manusia".
Ringkasnya:
Pertama: Sebelum manusia, Allah bikin Jinn lebih dahulu (Menurut Q. Al-Hijr 27).
Kedua: Nabi Adam, Allah bikin mula-mula dengan sendiri dari tanah. (Menurut Q. As-Sajdah 7, 8 ; Q. Shaad 75 ; Q. Ali Imran 59 ; Q. Al-Hijr 28, 29).
Ketiga: Nabi Adam dikatakan "Bapa bagi sekalian manusia" (Menurut Hadist yang ketiga, riwayat Bukhari).
Jadi dengan tiga macam hal ini, dapatlah kita mengambil keputusan, bahwa, "Nabi Adamlah", "Manusia yang pertama", dan "Sebelum dia tidak ada bangsa manusia, melainkan jinn".
Muslim 2 : 410, Fathul Qadir 1 : 46, Al-Bukhari 6 : 17, 8 : 126, 9 : 148, Muhammad Abduh 1 : 251, At-Thabari 1 : 153, Al-Mustadrak 2 : 261, Al-Manar 8 : 737, Ar-Razi 1 : 261, Al-Manar 14 : 307, Dairatul Maarif 4 : 29, Abu Dawud 2 : 273, Ibnu Majah 1 : 42, Fathul Bari 8 : 113.